Selamat Datang

Translate

Kamis, 25 Oktober 2012

Cerpen 2012

GUARDIAN ANGEL
by Malisa 

Masih teringat jelas dalam ingatanku masa-masa MOS itu. Masa dimana untuk pertama kalinya kita bertemu. Masa dimana seluruh temanku membicarakanmu sebagai kakak kelas yang judes. Dan saat itu pulalah aku mulai penasaran akan sosokmu. Aku mencoba mencari tahu tentang dirimu, namun tak ku sangka hal itu membuat kita menjadi seorang sahabat.
Di balik kata persahabatan itu pulalah diam-diam aku mulai menyukaimu. Namun, ku mencoba untuk menampik semua rasa itu. Sakit, marah itulah yang ku rasakan saat kamu menceritakan dia di depanku, saat kamu menunjukan rasa sayangmu padanya yang jelas-jelas tak mungkin ia balas. Namun, aku mencoba bertahan, berharap kamu akan tersadar akan hadirku.
Jenuhpun kurasakan, aku bosan mendengarkan ceritamu itu. Tanpa sengaja, atau memang disengaja tiba-tiba aku menceritakan bahwa aku sedang jatuh cinta kepada seseorang kepadamu, seseorang yang sebenarnya hanya fiktif belaka. Hal itu kulakukan semata-mata hanya untuk membuatmu cemburu. Namun hal itu seolah-olah menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Kamu sangat penasaran tentang orang fiktif itu, aku bingung, apa yang harus aku jawab?
Di tengah kebingunganku, aku bertemu dengannya di sebuah tempat parkir di sekolahanku. Bruuuuk...
“Maaf kak ...” kataku.
Tak ada kata satupun yang keluar dari mulutnya, ia hanya tersenyum. “Sok cool banget ni cowok” batinku. Dan saat melihat wajahnya, aku terperanjat. Aku terkaget bukan karena parasnya yang jelek ataupun tampan, tetapi aku syok karena ia mirip dengan tokoh fiktifku. Benar-benar mirip.
Keesokan harinya ku ceritakan kejadian kemarin kepadamu dan kamu mengenalnya, ya dia ternyata teman sekelasmu, dia bernama kak Damar. Kamu mencoba mencomblangkanku dengannya. Yaa meskipun sebenarnya aku tahu usahamu akan sia-sia karena aku tidak pernah menyukainya. Aku hanya menjadikannya alibi agar aku memiliki lebih banyak waktu bersamamu.
Sampai pada suatu pagi kamu memberikan nomor pin BlackBerry milik kak Damar. Aku hanya menyimpan nomor pin itu saja tanpa mencoba mengechatnya. Alhasil kamupun ngomel-ngomel saat tahu jika aku belum juga menghubunginya, alasanmu sih karena kamu mendapatkan nomor pin itu tidak dengan mudah. Oke, akhirnya pada suatu malam aku mencoba mengechatnya.
>  Assalamu’alaikum wr.wb.
> Kak Damar DA kn?
>  Bsk lat pram.a jm brp?
Sebenarnya BMku bisa dikatakan gaje dan sangat SKSD sih makanya wajar jika dia tidak membalasnya, dan memang akupun tidak mengharapkannya, karena tahu sendiri aku mencoba menghubunginya hanya agar kak Juno tidak mengomel-ngomel lagi.
Hari sabtu malam saat aku sedang mengerjakan tugas fisika, yang sejak masuk SMA ini menjadi pelajaran yang sulit bagiku, sebuah BBM datang.
o   Maaf kmrn ga da pls
o   Ada
o   Ni syp?
Awal membacanya aku hanya bisa melongo. Aku bingung harus jawab apa ke kak Damar, atau tidak perlu dijawab saja ya. Setelah dipikir-pikir di balas saja kali ya karena tidak sopan sekali jika ada kakak kelas mengajak kita chatting tetapi kita tidak membalasnya.
>  Oh gpp
>  Mksh
>  Ni Dika
o   Dika sitapak sangga brp?
Sontak aku tertawa terbahak-bahak membacanya, karena sitapak adalah nama ambalan laki-laki di pramuka SMAku.
> Aq cwe kak masa sitapak?
o   Wkwkwk
o   Pantes kakak asing sama namamu
o   Dika dpt pin kakak drmn?
> Sebenernya aq blm pernah lo liat kakak
> Kmrn aq kn bingung ada eskul apa g
> Mw nanya tp gtw mst tanya syp
> Dan kak Juno ngerekomendasiin kakak
o   Km kenal juno?
> Kenal lah di kan wali dari OSIS di klsku wkt MOS
> Emg knp kak?
o   Gpp cm nanya aja
o   Ya udh liat aja bsk! Lo ktmu wkwk
> Huuu
o   Dika lg apa?
o   Kok jm sgini blm tdr?
> Lg ngerjain tgs fisika ni
> Nglembuuurrrr...
o   Haha emg yg ngajar syp dek?
> Pk Chan ni kak
> Mubeeeeeng
> Dlu kk yg ngajar syp?
o   Dlu yg ngajar mr.sujadi yg baek hti dan tdk smbonk
o   Yg slalu ngasih nilai 10 dari 100 wkwkwk
> Ahahaha
> Masa si k?
o   Nah ntu mslh’a
o   Rms blk-blk, hsl akhir slh ttp slh
o   G ksh nlai
o   Djmin stres deh..,
o   Wkwk
o   Pa lgi dlu ngajr pke mic..,
o   Smpe sluruh klaz ngumpetin mic’a
o   Truz dia bwa ndiri..
o   Wkwkwkwk
> Ahahaha
> Masa mpe sgtu.a k?
> Hmm... tp aq tkt ni, tkt g bs msk ipa
> Cz aq g mudeng diajar pk chan
o   Ntu tragedy taun’a kakak...
o   Km utng yg ngajr bkn dia
o   Pst msk ipa
o   Klo rajin
o   Tgs’a dah slsai?
> Udh ni
> Oh y q tdr dl ya kak?
> Udh jm 24.00
> Udh ngantuk hehe
o   OK
Gila ya, aku pikir dia orangnya sombong, sok cool, cuek bebek, ternyata tidak sama sekali. Dia mau loh menemaniku membuat tugas sampai larut malam begini.
Sejak saat itu kami semakin dekat. Hampir setiap sabtu malam kami menghabiskan waktu kami untuk berchatting ria baik di BlackBerry Massanger, Facebook, maupun Yahoo Massanger. Setiap minggu selalu ada aja yang menjadi bahan perbincangan. Misalnya tentang keluarganya contoh kilasnya seperti alamat rumahnya, tentang perjalanan hidupnya dari bisa jalan sampai sekarang, tentang papa dan mamanya yang tinggal di Jakarta, tentang eyangnya, tentang adiknya yang bernama Kiki. Selain tentang keluarga kami juga pernah memperbincangkan  hobbynya dalam bermain game, berolah raga terutama basket, dan hobbynya membaca buku Sherlock Holmes. Dan yang paling seru adalah memperbincangkan aktivitasnya di ekstrakulikuler basket. Berkali-kali dia mengajakku menonton pertandingan basketnya, namun berkali-kali pula aku menolaknya, karena orang tuaku tidak pernah mengijinkan aku pulang terlalu sore. Tetapi, meskipun tidak menemaninya aku tetap memberikan dukungan dan semangat untuknya.
Kami memang terlihat begitu dekat di dunia maya, tetapi tidak dalam kehidupan nyata. Jika bertemu jangankan mengobrol, tegur sapa saja terasa sulit bagi kami, karena kecanggungan kami meluluh lantahkan kePDan kami. Satu kejadian yang masih aku ingat sampai sekarang adalah saat suatu pagi aku berangkat ke sekolah, aku melewati ruang kelasnya, dan ku dapati dia sedang memperhatikanku, namun untuk menyembunyikannya dariku dia menutupinya dengan berpura-pura membaca tanggalan, dan sayangnya tanggalannya terbalik.
***
Pagi ini tidak secerah biasanya, awan mendung menutupi indahnya pagi ini. Pelajaran pertama hari ini adalah olah raga, hari ini adalah penilaian lari. Sebelum guru masuk seperti biasa kami memulai pagi ini dengan olah raga mulut. Hampir semua teman-temanku sedang asyik menceritakan acara outbound yang diadakan OSIS kemarin. Aku hanya menjadi pendengar setia mereka, karena aku memang tidak mengikuti acara itu.
Tiba-tiba Tari menarik tanganku menjauh dari keramaian teman-temanku.
“Heh, kenapa kamu kemarin ga ikut si?”
“Iya ni aku ga di bolehin sama ortu”
“Padahal kan kak Juno ikut sih”
“Trus hubungannya denganku apa?”
“Aku tahu ko semuanya, kamu suka kan sama kak Juno”
“Kok kamu tahu? Tahu dari mana?”
“Ada deeh... Eh kemarin kak Juno nembak Luna tahu pas outbound, Luna udah cerita belum sama kamu?”
“Apa?” kataku kaget
“Kamu belum tahu Dik? Bukanya Luna sahabat kamu kan? Dan kalian berjanji buat selalu saling terbuka?”
“Belum, mungkin dia ga enak sama aku” kataku sok tegar.
Bagaikan terkena sambaran petir saat aku mendengar berita itu. Ingin rasanya aku menangis, aku merasa kecewa kepada sahabatku, sahabat satu-satunya yang mengetahui tentang rasa sukaku kepada kak Juno.
Penilaian laripun dimulai. Satu putaran, dua putaran, dan saat putaran ke tiga aku tak mampu lagi membawa tubuh ini untuk terus berlari. Akupun tak sadarkan diri.
Setelah sadar moedku berubah menjadi jelek. Semua orang disekitarku terkena imbas dari rasa badmoedku itu. Aku menyadari sikapku ini salah mereka tidak mengetahui apapun, mereka tidak salah tapi kenapa mereka yang menjadi korban? Akupun memutuskan untuk menyendiri di kamar dan mendengarkan lagu dari band Peterpan kesukaanku.
Aku lebih banyak melamun di tengah penyendirianku. Tiba-tiba bunyi ting tong membuyarkan lamunanku. Ternyata sebuah DM dari kak Damar.
o   Hey..
o   Tadi aku lihat kamu pingsan?
o   Knp?
Entahlah secara mendadak aku percaya kepadanya. Aku menceritakan semua hal yang terjadi hari ini. Dia memberi berbagai wejangan yang cukup menguatkan hatiku. Selain wejangan dia juga memberiku berbagai macam banyolannya dari mulai cangcimen sampi tentang trik sulap dari pak Tarno. Caranya menghiburku cukup ampuh mengusir kesedihanku. Akupun kembali tersenyum karenanya. Dan sejak itu aku menamai dia sebagai Guardian Angel di hatiku.
***
Sosok kak Juno mulai tergantikan dengan hadirnya kak Damar itulah yang ku rasakan. Terlebih lagi saat kak Damar bercerita bahwa orang tuanya mengajak dirinya pindah ke Jakarta pada akhir semester ini. Meski baru sebuah wacana, namun hal itu membuatku merasa sangat takut kehilangan kak Damar.
Tibalah saat pengambilan rapor, alhamdulillah aku dapat masuk ke jurusan IPA, seharusnya aku bahagia, namun entah mengapa aku merasa takut, dan sedih. Bolak-balik ku buka BlackBerryku berharap ada BBM dari kak Damar. Namun tak kunjung datang.
Akupun memberanikan diri untuk mengirimkan BBM terlebih dahulu.
>  Asyiikkk
.  Masuk IPAaaa
o   Tuh kan apa kakak blg
o   Km bisa kn?
>  Kak Damar g jd pindah kn?
o   Emmm...
o   Kasih tahu ga yaa....
>  Hiii kak Damar kooo
>  Seriusan ni
o   Hahaha
o   Besok ketemu yk
o   Ga lucu kn udah lama BBMan tp gk pernah ketemu
  Oke dimana?
o   Di lapangan basket sekolah y?
***
Pagi-pagi sekali aku sudah disibukkan dengan acara memilih baju untuk pertemuanku yang pertama dengan kak Damar, sambil sesekali tersenyum melihat kado yang telah aku persiapkan khusus untuk kak Damar karena hari ini juga merupakan hari ulang tahun kak Damar yang ke-17.
Pukul 08.00 aku sudah sampai di tempat yang telah dijanjikan. Satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam dia tak knjung datang. Aku terkejut saat melihat kak Bayu, sahabat kak Damarlah yang datang menghampiriku.
“Yang sabar ya Dika”
“Sabar?Sabar kenapa?trus kak Damar mana?kok kakak sendirian”
“Kak Damaaarrr....”
“Kak Damar kenapa kak... kenapa?”
“Kak Damar meninggal”
“Meninggal? Kakak jangan bercanda deh tadi masih BBMan ko”
“Iya waktu dia lagi dalam perjalanan ke sini untuk menemuimu dia mengalami kecelakaan, dan polisi menemukan ini”
Sebuah kotak musik dan sepucuk surat ku dapatkan. Surat itu berisi tentang perasaan kak Damar kepadaku, perasaan sayang yang belum sempat ia ucapkan kepadaku. Akupun tak kuasa menahan air mata ini, aku menangis di depan nisan kak Damar, Guardian Angelku.
SELESAI